Selasa, 15 Desember 2009

ONTOLOGI DIRI : “KALA ILMU BERTANYA PADA MANUSIA”

Setelah itu Ilmu kembali berjalan menyusuri sungau kecil, jembatan, jalan raya dari rumah ke rumah. Kali ini ia harus menemui yang namanya Manusia. Dari kejauhan tampak seorang wanita yang sedang lewat, maka Ilmu pun bergegas menemui wanita tersebut

Ilmu : Hai Manusia kemanakah kau akan pergi?

Wanita : aku harus pergi bekerja

Ilmu : kenapa kau tergesa-gesa, bisakah aku bertanya sesuatu padamu?

Wanita : tak bisa, tak bisa…..aku harus pergi sekarang aku bisa telat dan kalau telat gajihku bisa dipotong, kau tanya saja pada yang lain!! (Lantas wanita itu pun pergi meninggalkan Ilmu begitu saja)

Ilmu: begitu ya…..sayang sekali, baiklah aku cari manusia yang lain saja

Dari kejauhan Ilmu melihat seorang lelaki berpakai rapi bertubuh tinggi besar sedang berdiri di depan pintu yang sangat besar

Ilmu : hai manusia bisakah aku masuk?

Manusia : Mau apa kau masuk? Ingin bertemu siapa kau?

Ilmu : aku hanya ingin bertanya padamu, tapi susah sekali bila aku berada di luar sini, jadi aku perlu masuk

Manusia : Kau punya ID?

Ilmu : apa itu ID?

Manusia : Tanda Pengenal, masak sih begitu saja kau tak tahu

Ilmu : Tanda Pengenal?? Mengapa aku harus memakai itu? Selama ini aku pergi kemana saja dan bisa bertemu siapa saja tanpa harus memakai tanda pengenal

Manusia : dasar goblok!! Kau pikir kamu masuk gedung apa he??!! Kau tahu tempat ini, tempat apa?!!

Ilmu : tidak, aku tidak tahu. Tetapi aku tak ingin masuk ke gedung ini, aku hanya ingin bertanya padamu saja

Manusia : Kau tahu, gedung ini adalah tempat bertemunya para pejabat-pejabat penting negara ini. Mereka yang membuat keputusan penting, mereka yang menentukan nasib seluruh rakyat bangsa ini dan mereka orang yang penting. Jadi kau tidak bisa masuk ke gedung ini seenak perutmu tahu!

Ilmu : benarkah?? Apakah mereka juga menentukkan nasibku juga??

Manusia : ya tentu saja! Sudah, pergi sana!! Kalau tidak pergi, kutangkap kau lalu kumasukkan ke dalam penjara, karena telah mengganggu keamanan!

Maka pergilah Ilmu sambil garuk-garuk kepala. Dia merasa bingung, ia yang hanya ingin bertanya kenapa harus membawa tanda pengenal dan dianggap penganggu keamanan. Dan Ilmu pun kembali berjalan dengan gontai, sudah 2 manusia yang ia temui tetapi keduanya tidak bisa ditanyai seperti akar, gitar atau bahasa. Ia bingung….Hingga di sebuah ujung jalan yang sempit, ia melihat manusia lagi dengan pakaian compang camping dan sedang duduk di ujung jalan itu sambil mengengadahkan tangannya.

Ilmu : sedang apa kamu hai Manusia?

Manusia : aku sedang mencari uang?

Ilmu : mencari uang? Kenapa kamu tidak pergi ke kantor, ke sekolah seperti manusia yang lain?

Manusia : maksudmu bekerja?

Ilmu : ya kira-kira seperti itulah…

Manusia : ya, karena mereka tidak menerimaku untuk bekerja, jadinya ya udah aku jadi pengemis saja tinggal duduk dan mengengadahakan tangan…gampang…uang tinggal datang dengan sendiri

Ilmu : oh seperti itu ya?!! Emmm tapi bisakah aku bertanya sesuatu? Aku butuh jawaban dari yang namanya manusia

Manusia : apa sih yang kamu mau tanyakan?

Ilmu : aku mendapat pertanyaan dari si orang tua berambut putih tentang ontologi manusia

Manusia : ontologi manusia? apa itu? Baru kali ini aku mendengarnya……

Ilmu : nah apalagi aku…..makanya aku bertanya padamu sebagai manusia….siapa tahu kamu tahu tentang pertanyaan itu

Manusia : apalah itu! Aku tak tahu sama sekali, yang kutahu manusia butuh makan dan minum, jadi dia harus mendpatakan uang untuk bertahan hidup. Itu saja yang kutahu. Sudah pergi saja kau!

Ilmu : itu saja….!! Tapi aku harus bertanya lagi padamu….karena kau Manusia

Manusia : tidak…tidak…aku tak punya waktu lagi, pergi saja kau sekarang. Aku butuh uang untuk makan! Pertanyaanmu itu tidak akan menghasilkan apa-apa untukku!

Dan akhirnya pergilah Ilmu dengan lemas meninggalkan Manusia di ujung jalan itu….Setelah melalui perjalanan panjang, Ilmu hanya bisa befikir, “Begitukah makhluk yang namanya Manusia….susah untuk ditanya dan tak mau menjawab tentang dirinya sendiri. Ataukah mereka memang tak ingin tahu diri mereka sendiri….ahhh betapa susahnya aku aku memahami manusia. Ia tak semudah akar, Bahasa, Gitar dan yang lainnya untuk aku pelajari. Mungkin aku harus bertanya kepada yang lain saja untuk mengetahui tentang Manusia, tapi yang pasti bukan pada Manusia lagi. Susah!” ucapnya dengan sedih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar