Rabu, 18 November 2009

Kala Sang Ilmu bertanya pada Akar



Suatu hari ilmu berjalan-jalan mencari inspirasi...tanpa disangka ia bertemu inspirasi di persimpangan jalan. Lalu inspirasi pun mulai mendorong Ilmu untuk bertanya pada akar, yang kala itu sedang duduk termenung di bawah pohon yang rindang

Ilmu: kenapa kau selalu berada di Bawah?? Tak maukah kau berganti posisi?
Akar: kemana memangnya aku harus berpindah??
Ilmu: kau bisa berpindah kemana saja kau suka...ke atas menggantikan matahari, atau ke atas menggantikan sang pucuk, atau ke tengah menggantikan angin..
Akar: kenapa aku harus berpindah??
Ilmu: tidakkah kau bosan berada di bawah terus?? diinjak-injak...digigiti ulat dan binatang melata lainnya...yakkk menjijikan sekali
Akar: kalau aku berpindah, akankah kau mau menggantikan diriku??
Ilmu: emmm..??? sebentar aku berfikir dulu
Akar: seandainya kau mau berganti posisi dengan diriku....aku mau meninggalkan posisiku sekarang. pasti itu akan sangat menyenangkan jauh dari ulat-ulat yang menjijikan, bau sampah yang menyengat, tak lagi diinjak-injak dan harus menanggung pohon yang berat
Ilmu: lalu siapakah yang akan menggantikan diriku, sementara aku harus menggantikan posisimu?
Akar: entahlah..mungkin kau bisa minta Daun, Batu, Tanah atau siapa saja untuk menggantikan posisimu sekarang
Ilmu: emmm...
Akar: kenapa kau murung begitu..apakah kau tidak mau menggantikan posisiku??
Ilmu: sudahlah...anggap saja pertanyaanku tadi tak ada...lebih baik kita di posisi masing-masing saja

lalu Ilmu pergi begitu saja meninggalkan akar yang terbengong-bengong....

"Karena setiap insan memiliki perannya masing-masing, maka cukuplah bersyukur atas setiap apa yang Ia berikan dari setiap helai dari kehidupan ini"

Senin, 02 November 2009

Kala ILmu dan Realita bertemu


Pagi itu Ilmu mulai menjejakkan kakinya di tanah, ia berjalan dan mencoba berfikir apa yang akan ia lakukan pagi ini. Kemarin ia telah bertemu dengan Akar.....Hari ini siapakah yang harus ia temui?? ia mencoba kembali berfikir panjang.....kemudian ia memutuskan untuk berjalan saja..hingga ia sampai di sebuah perempatan lampu merah.

Ilmu: Kenapa anak-anak itu tidak berangkat ke sekolah?? bukankah harusnya pada jam segini, anak-anak harusnya duduk di kelas dan belajar? mengapa mereka justru di jalanan sambil memegang gitar tua itu dan menyanyi??
Gitar: Mau kemanakah kau Ilmu?? Kau tampak seperti orang bingung tak tahu arah dan tujuan
Ilmu: Gitar, mengapakah anak-anak itu tidak pergi ke sekolah tapi malahan memegang kamu dan bernyanyi di pinggir jalan seperti itu??
Gitar: Tak tahukah kamu Ilmu, kalau mereka anak jalanan....mereka tak bisa sekolah, makanya mereka berada di jalanan sekarang
Ilmu: Kenapa mereka tak bisa sekolah?? bukankah dalam Undang-Undang di negara kita mereka dijamin untuk mendapatkan pendidikan
Gitar : Iya, tapi biaya sekolah sekarang mahal sekali dan orang tua mereka tak punya uang untuk membayarnya
Ilmu : Lalu kenapa mereka tak meminta kepada pemerintah yang seharusnya menanggung biaya pendidikan seluruh rakyat bangsa ini??
Gitar: kenapa sihh kamu banyak bertanya??! Entahlah tanya saja pada realita yang lewat itu (sambil menunjuk Realita yang sedang berjalan)!!

Sambil berlari kecil Ilmu bergegas menemui Realita, lalu ia bertanya
Ilmu : Realita kenapa anak-anak itu tidak pergi ke sekolah?? tetapi justru memegang gitar di jalanan??
Realita : Karena orang tua mereka miskin dan tidak punya biaya untuk bayar biaya sekolah, sedangkan pemerintah juga tak mau tahu dengan nasib mereka
Ilmu : kenapa bisa seperti itu??
Realita : kenapa sihh kau bertanya terus?!! bosan aku melihat orang bertanya tahu!! semua orang-orang disana cuma bisa bertanya, menggugat dan menuntut melihat anak-anak itu...tidak ada yang peduli, kamu juga bertanya terus!!
Ilmu : lalu harus bagaimankah menyelesaikan permasalahan itu?? aku tak tega melihat anak-anak itu
Realita : apa yang kau punya sekarang??
Ilmu : aku hanya punya seonggok pikiran dan teori-teori yang aku tahu
Realita : berikankan itu pada mereka
Ilmu : bagaimana caranya??
Realita : kenapa kau masih saja bertanya, ya itu urusanmu!! bukankah kau bisa bertanya pada Buku, Guru, Laboratorium, Kelas, Kamus siapa saja yang kau kenal. Aku tak mahu tahu...Sudah aku mau pergi. Masih banyak yang harus aku kerjakan...

Dan Ilmu pun hanya bisa terbengong-bengong melihat kepergian Realita

"Ilmu alat dari kehidupan, ia hanya akan menjadi besi tumpul dan angin yang tak berbekas apa-apa, saat ia tak mampu berada di dalam posisi memberikan jawaban atas berbagai permasalahan dalam kehidupan ini"